menuju tahun 2013

Minggu, 12 Desember 2010

hidup itu perjuangan

Gerbang Surga (Hidup Menunggu Mati)

Dari hari ke hari sudah berapa juta byte informasi yang telah diterima tentang SURGA dari mulai luas, kenikmatan, keindahan dan penghuninya yang penuh bidadari dan perawan yang tak pernah tua.
“Pasti asyik…, walau seorang miskin dan tidak ada anak tetanga yang mau di nikahi, mudah-mudahan saja di surga di beri hadiah bidadari hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru. HmHh” Pikir Salman mulai menerawang dengan mengingat yang akan diberikan Allah kepada Umar ra.

Dengan matanya yang menyipit, alisnya sedikit diangkat ke atas, walau semula ingin berteriak akhirnya Salman hanya berguman,
“Kemana ya jalan ke surga… ???!!!????”

Kemarin, Salman hanya duduk di balik jeruji jendela kamarnya dengan segala kontraksi saraf yang penuh friksi. Sekarang dia melangkahkan kakinya hanya untuk satu tujuan yang selalu terngiang dan terbayang di benaknya. Gerbang Surga.

Hari pertama, selepas shalat jum’at dia langsung menemui Sang Guru dan menanyakan apa yang ingin dicarinya. Sang Guru pun langsung memberi petunjuk,

“Nanti, sekitar 1/3 malam bangunlah dan pergilah ke gubuk itu lalu temui Dia…!!!!”

Tengah malam berlalu begitu cepat dan Salman mulai meluncur menuju gubuk sebelah barat rumahnya yang jaraknya sekitar 1,2 Km. Setelah shalat 11 rakat dan menambahkan bumbu dengan mengangkat kedua tangan, menangis lirih, tersedu-sedu, akhirnya dia pulang.

Sesampainya di rumah, dengan tubuh yang rebah di ranjang, “Weleh-weleh…, kok balik lagi. Bukannya ke surga…???? Jangan-jangan guru itu bohong. Rupayanya dia tidak tahu jalan ke sana. Hugh!!!”
----------------------------------------------------------

Besoknya, karena merasa dibohongi Sang Guru, Salman betekad pergi dari kampungnya

“Kalau begitu, aku harus pergi kemanapun asal bisa menemukan surga itu”

Dalam perjalanan, setelah kakinya penat dan duduk bingung di tepi teras mesjid yang cukup besar, dia bertemu seorang Bapak yang ramah.

“Mau kemana, nak?? Keluar kota ya…???”
“Kok Bapak tahu?”
“HemmHemmH, itu ranselnya besar sekali di tambah tas yang kamu gendong itu kayaknya penuh”
“Oohh. Sebetulnya bukan ke luar kota tapi tidak tahu juga, harus kemana?? Semua ini hanya bekal, jangan-jangan tempat yang di cari masih jauh dan entah kapan sampainya. Setiap kali bertanya tempat itu, semua orang menjawab masih jauh bahkan amat jauh. Karenanya hampir putus asa dan tidak percaya tempat itu ada” Dengan muka lusuh Salman curhat dan menceritakan semuanya.

“Jangan kabur dari rumah!!! Itu tidak baik. Bagaimanapun kalau orang tua kita marah, jangan dianggap serius.”
“Bukan kabur, Pak!!! Aku pamit pada kedua orang tua, bahkan tetangga. Memang lagi mencari tempat itu” Secepat angin Salman menyanggah salah sangka orang itu.

“HmmmHHmmM. Oh!!! Memangnya apa tempat itu…???”
“Surga.”
“Surga…!!!???”
“Betul, Pak, surga.”
“….,,,,,!!!!???...”

Setelah Bapak yang ramah itu termenung, dia bicara dengan hati-hati, “Kalau memang mau ke sana, tinggalkan saja ransel dan tas itu!!! Bawa saja ini dan amalkan!!!” Dengan memberikan Al-Quran kecil seperti buku saku, orang itu menunjukan kemana jalan ke surga. Sekarang dahi Salman rapat berkerut dan menatap tajam laki-laki itu

“Oh iya, biasakan juga puasa daud atau senin-kamis juga tidak apa-apa!”

Dengan mulut yang terbungkam, harapan salman terbuka lebar, “Apa betul semua itu jalan pintas ke surga??? Coba sja….”
--------------------------------------------------------------------

Hari demi hari terus berlalu. Semua orang yang ditemui selalu menunjukan jalan yang berbeda tapi Salman belum sampai tujuan.
“Kapan sampainya…, Apa surga itu SANGAT jauh???”

Segumpal tanya, putus asa, dan cemas semakin membeku.
Saat-saat kalut seperti ini, Salman bertemu lagi orang yang lebih tua dan lebih ramah dari orang sebelumnya tapi sedikit muda dari Sang Guru: Mr. X

Setelah Mr. X bicara panjang lebar dan Salman merasa akrab dengannya, lalu Mr. X bicara dengan tenang, sopan dan penuh kelembutan ditambah wibawa, “Semua petunjuk dan ajaran yang telah kamu terima itu belum sempurna untuk sampai ke surga…”

Mr. X melihat binar mata Salman mulai cerah dengan senyum yang tersimpul di sudut bibirnya,
“Untuk mencapai Jannatun Na’im… Tinggalkan orang tua, anak, istri. Semuanya…!!!!”

Tanpa menhiraukan raut muka Salman yang begitu saja berubah,
“Simpan pecimu…!!!”
“Buka bajumu… !!!”
“Celana itu juga…!!!”

“Pakailah KAFAN!!!”
“Jangan lupa naik KERANDA!”


Read more: http://diary4share.blogspot.com/2009/08/gerbang-surga-hidup-menunggu-mati.html#ixzz17rMne0zB

puisi

                                                                                 Keagungan Ilahi
                                                               (Al Muktashim)


Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari 
Keduanya selalu bertentangan,
Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti
Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!
Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,
Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?
Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa

Sabtu, 11 Desember 2010

JIHAD DRAFT

Arti / Makna :
  • Dalam bahasa berarti "Berusaha keras" atau "Berjuang"
  • Dalam konteks Islam bermakna "Berjuang menegakkan syariat Islamiah"
Bentuk Jihad :
Ber-Jihad tidak selalu harus identik dengan ber-perang secara lahiryah / fisik , sebab Jihad , antara lain , dapat berbentuk :
  • Perjuangan dalam diri sendiri untuk menegakkan syariat Islamiah
  • Perjuangan terhadap orang lain , baik lisan , tulisan atau tindakan
  • Jihad dalam bentuk pertempuran : QITAL (Contoh: At-Taubah - Ayat 111 , disebut sebagai "qital" dengan arah : "fisabilillah" - Perang dijalan Allah , tidak disebut "jihad" dengan arah "fisabilillah")
    Islam membenci peperangan , tetapi mewajibkan berperang , jika dan hanya jika , muslim diserang (karena agama) terlebih dahulu dan diusir dari negeri-nya ( sampai suatu batas mutlak yang ditentukan . Terlalu luas untuk dijabarkan disini ).
Surat An Nisaa’ - 4:84
Maka berperanglah ( qatil ) kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri . Kobarkanlah semangat para mu’min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya) Al Mumtahanah 60:9
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu , dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Saat ber-Jihad :
Jihad harus dilakukan setiap saat , dalam kesadaran 24 jam sehari , sepanjang tahun , seumur hidup . Kerena didalamnya (antara lain) termasuk
  • Perjuangan untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh allah SWT
  • Berjuang untuk mau menjalankan perintahnya-perintahnya Seperti melawan rasa kantuk dan dingin yang menghalangi Shalat Subuh , atau bersabar untuk mengendalikan amarah, dsb .


My Old Notes

Sering kita mendengar kata JIHAD , dan diartikan sebagai "Perang Suci" . Hal ini tidak dapat disalahkan , namun makna kata "Perang" disini sering di-baur-kan dengan pengertian perang dalam arti fisik . Ini yang harus diluruskan .
Jihad dalam bahasa Arab bermakna "berjuang" atau "berusaha keras" , dan ini dapat diberlakukan bagi siapa saja , baik muslim maupun bukan muslim .
    Contoh :
    Surat Al Ankabuut - Ayat 8
    Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu (jahadaka) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Disini dilakukan oleh orang tua yang memaksakan ( berusaha keras ) agar anak-nya yang muslim kembali kepada ke-kafir-an .
Dalam banyak terjemahan , jihad diartikan sebagai Perang Suci , sementara dalam Islam sendiri dilarang untuk memulai suatu peperangan , kecuali bila sudah tidak dapat dielakkan , atau memang bisa dipertanggung jawabkan secara agama (eg: untuk membela diri , atau karena diserang terlebih dahulu ).
"Perang Suci" bila diterjemahkan dalam bahasa Arab adalah : "harbun muqaddasatu" (atau "al-harbu al-muqaddasatu") . Tidak ada dalam Al-Qur'an atau kumpulan Hadits (asli) yang meng-arti-kan kata "jihad" sebagai "Perang Suci" , melainkan "perjuangan" atau "berusaha keras" .
Amat disayangkan bahwa banyak penulis Islam yang terpengaruh atas propaganda penterjemah barat yang mengartikan jihad sebagai "Perang Suci". Bisa saja dalam literatur barat mereka salah mengartikan jihad sebagai suatu bentuk semacam "Perang Salib" dalam sejarah Nasrani .
Sekali lagi , Tidak !. Jihad bukan ber-konotasi "Perang" . Sebab perang dalam bahasa Arab adalah : "HARB" atau "QITAL" , dan ini disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai kata "perang dalam arti fisik" .
Bagi muslim , jihad berarti "perjuangan" atau "beruasaha dengan keras" . Yang kemudian ber-transformasi sebagai kata yang mempunyai makna atau arti khusus , "membela agama" . Hal ini tentunya karena kata jihad yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits , seperti contoh dalam beberapa ayat sebagai berikut :


Contoh 1 :
Surat At Taubah - Ayat 24 :
Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari ber-jihad di jalan-Nya , maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Jelas disini bahwa "jihad" merupakan kata-kerja "berjuang" . Yang mana tentunya harus ditunjukkan arah atau sifat "perjuangan"-nya , yaitu : "di-jalan-Nya" , jalan kebenaran membela ajaran Allah" . Sebab bisa saja "ber-jihad" membela negara . Seandainya "jihad" berarti "Perang Suci" , maka kiranya cukup disebutkan "ber-Jihad" , tanpa "di jalan-Nya" ( Silahkan buka Al-Qur'an dalam tulisan / bahasa Arab-nya ) .


Contoh 2 :
Surat Al Furqaan - Ayat 52 :
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah (jahidhum) terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad (jihada) yang besar.
Daklam ayat ini adalah mengenai ber-jihad (berjuang) internally (dalam diri sendiri) , yaitu dengan kebenaran yang dibekali kepada kita dalam Al-Qur'an , agar tidak sampai terpengaruh atau mengikuti jalan-jalan orang kafir . Dan berhindarlah dengan perjuangan yang besar . Kita harus berjuang agar tidak terpengaruh orang pemikiran kafir , yakinkanlah diri kita akan kebenaran yang ada dalam Al-Qur'an . Yakinkanlah dengan perjuangan akbar . Biarkan mereka jalan pada jalan-nya sendiri , dan kita pada jalan Al-Qur'an , seperti yang tercantum dalam ayat berikutnya :
Surat Al Furqaan - Ayat 53 :
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Dari kedua ayat ini , jelas bahwa Jihad tidak harus berarti dengan menyerang orang lain . Sebab Allah yang menjadikan mereka demikian , agar dapat memberi pengajaran kepada kita . Oleh sebab itu justru SALAH jika kita menyerang mereka terlebih dahulu , sebab itu berarti kita "membobol dinding" yang telah dijadikan Allah sebagai pembatas , agar kita tidak ter-cemar . Bila kita membobol dinding , maka akibatnya justru air kita yang "tawar dan segar" akan tercemar menjadi "asin dan pahit" .

25:52
Therefore listen not to the Unbelievers but strive against them with the utmost strenuousness with the (Qur'an). 25:53
It is He Who has let free the two bodies of flowing water: One palatable and sweet and the other salt and bitter; yet has He made a barrier between them a partition that is forbidden to be passed.



KESIMPULAN :
Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" , namun tidak harus berarti "perang dalam makna "fisik" . Kalau sekarang jihad telah sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama" , memang bisa saja dibenarkan , walau itu tidak harus berarti perjuangan fisik . Bila meng-arti-kan jihad hanya sebagai peperangan fisik , dan extern , untuk membela agama bisa sangat ber-bahaya , sebab akan mudah di-manfaat-kan , dan rentan terhadap fitnah . Berjihad dengan perang fisik jelas dinyatakan sebagai QITAL .
Kalau mau meng-artikan Jihad sebagai "perjuangan membela agama" , maka lebih tepat bila dikatakan bahwa ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . Sehingga berjihad harus -lah dilakukan setiap saat , 24 jam sehari , sepanjang tahun , seumur hidup .
  • Jihad bisa ber-arti ber-juang "Menyampaikan atau menjelaskan kepada orang lain kebenaran Ilahi , walaupun bisa digebukin orang banyak" .
  • Atau bisa ber-jihad dalam diri kita sendiri untuk "tidak mencuri atau men-jarah walau kita sedang lapar" .
  • Atau -pun bisa ber-jihad dengan "Tidak ber-riya dalam keadaan banyak rakyat sedang sulit sembako" ,
  • Bisa saja ber-jihad adalah : "Memaksakan diri untuk bangun pagi dan shalat Subuh , walau masih mengantuk dan dingin"
  • dlsb .

Kata-Kata Islam tentang Perang dan Damai

Islam ini, dengan prinsip-prinsipnya yang serbà mencakup tentang kehidupan dan dengan fitrah umumnya tentang perdamaian, mengutuk peperangan yang dilakukan umat manusia di masa sekarang ini, dan mengutuk sebab-sebab yang telah menimbulkan peperangan ini. Islam mengutuk orang-orang yang menyeru kepada peperangan dan orang-orang yang melakukan peperangan itu. Peperangan itu mempunyai motivasi terkutuk, dan hasil-hasilnya juga terkutuk. Peperangan itu adalah suatu peperangan yang diadakan untuk penentang kalimah Allah di atas dunia, dan peperangan menentang prinsip-prinsip murni yang dimaksudkan oleh Islam.
Karena itu, Islam melarang kita untuk menggabungkan diri ke dalam kekuatan-kekuatan tirani di atas muka bumi. Islam melarang kita untuk membantu perbuatan dosa dan penyelewengan. “Orang-orang yang kafir berperang untuk kepentingan tiran.” Tidak dapat diragukan lagi bahwa halhal yang menimbulkan peperangan itu dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kalimah Allah, dan sama sekali bukan tujuan fi sabilillah.
Agama Islam ini mengharamkan kita untuk menghulurkan tangan kepada orang-orang yang menyakiti kaum Muslimin, mengusir mereka dari kampung halaman mereka atau menolong mengusir mereka.
“Sesungguhnya Allah melarang kamu terhadap orang-orang yang memerangi kamu dalam persoalan agama dan mengusir kamu dari kampong halaman kamu dan menolong mengusir kamu untuk mengangkat mereka sebagai pemimpin. Siapa yang mengangkat mereka sebagai pemimpin, maka mereka ini adalah orang-orang yang aniaya.”
Inggeris, Amerika dan bersama-sama dengan Rusia, telah bekerjasama untuk mengeluarkan kita dari kampong halaman kita dari Palestine, karena semua kampung kaum Muslimin itu adalah kampung halaman kita. Perancis telah ikut serta dalam menyakiti kita dan memerangi kita di seluruh Afrika utara, dan hal itu masih sahaja di lakukannya. Mereka itu memerangi kita karena persoalan agama, dan hal itu masih sahaja mereka lakukan.
Karena itu setiap perjanjian dan kerjasama dengan salah satu atau beberapa dari Negara yang empat ini di haramkan oleh Islam dengan pasti, dan setiap negara Islam yang melakukan itu dianggap melanggar teks jelas yang terdapat dalam agama Islam. Rakyat Negara ini tidak dapat memberikan kesetiannya kepada Negara dalam hal yang melanggar agama, dan malah umat berkewajipan untuk menolak negara yang melakukan kemungkaran dengan segala cara dan dengan segala jalan.
Agama Islam ini mewajibkan kita untuk mempertahankan seluruh umat manusia dari seluruh keaniayaan. Untuk itu kita harus memulai menolak keaniyaan dari diri kita sendiri. Keaniyaan yang paling besar di atas dunia ini adalah penjajahan. Dengan memperhatikan apa yang terjadi di
dunia Islam dewasa ini dapat di katakan bahwa ada tiga Negara yang kejam,aniaya dan aggresif: Inggris, Perancis dan Israel. Karena itu, Islam menyeru kita untuk memerangi Negara-negara ini dalam setiap lapangan, untuk mengangkat senjata terhadap mereka setiap ada kesempatan, dan bahwa kita harus menganggap diri kita selalu dalam keadaan perang dengan mereka sampai Negara-negara itu menghentikan keaniyaannya terhadap kita.
“Perangilah di jalan mereka yang memerangi kamu.”
Perlakuan yang diberikan Negara-negara dalam hal ini juga diberikan kepada kelompok-kelompk dan individu-individu. Setiap perusahaan, setiap badan kewangan atau perdaganagan, dan setiap perseorangan, yang berkerjasama dengan Negara-negara ini dalam bentuk apapun juga, dianggap
telah keluar dari Islam, menentang perintah yang diberikan Allah, mengeluarkan diri dari kalangan umat Islam, dan telah menyakiti kaum Muslimin di segala tempat.
Para pejuang yang memberikan makanan dan jasa bagi tentera Negara-negara ini di segala tempat, para buruh yang berkerja untuk kepentingan mereka di kem-kem, atau yang memuat dan membongkar barang-barang mereka di pelabuhan-pelabuhan atau di tempat-tempat lain, para ulama professional yang mempergunakan erti lahir teks-teks agama untuk menyelamatkan lembaga-lembaga penjajahan dari kesulitan-kesulitan yang di hadapinya dan memberikan pertolongan kepadanya, mereka ini semua adalah berkhianat terhadap kaum Muslimin. Mereka berkhianat kepada diri mereka sendiri. Mereka durhaka kepada Allah dan RasulNya, setiap kali mereka mengulurkan tangan kepada musuh-musuh ini untuk memberikan makanan, jasa, pertolongan atau pendapat.
Islam mewajibkan setiap perorangan, setiap badan, setiap pemerintah dan setiap negara di semua dunia Islam untuk bekerja keras menghadapi penyelewengan ini. Kita selalu berada dalam keteguhan menyampaikan da’wah, sampai mereka tidak lagi memperlakukan kita secara tidak adil, dan tidak lagi melakukan perbuatan perbuatan tidak adil itu di seluruh permukaan dunia.
Inilah kata putus yang telah diberikan Islam, jelas dan terang, suara yang berkumandang, membukakan bagi kita jalan keselamatan, membuatkan peta menuju kepada perdamaian bagi seluruh umat manusia, suatu, perdamaian yang sempurna dan mencakupi seluruh umat manusia,
perdamaian yang bebas dari kedurhakaan, kebinasaan dan permusuhan. Islam adalah suatu kekuatan pembebasan, yang bergerak di atas dunia untuk membebaskan manusia dan rantai yang membelenggu mereka, dan memberikan kepada mereka kebebasan, cahaya dan kehormatan diri, tanpa menimbulkan suatu kefanatikan agama.
Kalau kekuatan reformasi yang membangun ini harus bertabrakan dengan kekuatan kejahatan dan kediktatoran, maka kewajipannya adalah untuk berjuang menentang kekuatan kejahatan itu di atas permukaan bumi sampai hapus semuanya.
Ketika Islam bergerak untuk melakukan kewajipannya membebaskan dan membersihkan, ia tidak pernah lupa bahwa tujuannya yang pertama adalah kepentingan manusia tertinggi, bukan kepentingan orang yang menang sahaja dan bukan pula kepentingan kaum Muslimin sahaja. Jadi di dalam Islam itu tidak ada tempat bagi gagasan negara yang suci, negara yang membolehkan apa yang terlarang, yang menganggap baik apa yang tidak baik, negara yang menganggap penipuan, kemunafikan dan kebohongan sebagai kepintaran berpolitik yang hebat, atau negara yang menganggap kekasaran, kriminalitas dan kekejaman sebagai perbuatan kepahlawanan.
Perang yang dilakukan Islam adalah perang pembebasan umat manusia, iaitu perang terhadap sistem feodalisme dan perbudakan, di mana manusia dijadikan budak oleh manusia lain. Perang terhadap kesewenang wenangan, keaniayaan dan melewati batas. Perang menentang khurafat, dongeng dan mitos. Perang pembebasan dengan segala pengertiannya dan dalam segala bidang. Perang yang dapat membersihkan dari hawa nafsu, dan motif-motif ekonomi, dan perkauman, dan kesewenang-wenangan hukum.
Perang yang memberikan rasa terhormat bagi setiap orang yang ikut serta di dalamnya, karena dalam perang itu terdapat pengukuhan terhadap sifat-sifat kemanusiaan, terhadap hak-hak asasi manusia dan terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan.
Perang itu bukanlah perang yang diarãhkan oleh kapital-kapital yang berdosa, agar paberik-paberiknya yang jahanam itu beroleh dapat untung, walaupun menimbulkan korban jiwa dan tubuh, menghancurkan peradaban dan kebudayaan dan porak perandakan jiwa dan moral.
Perang ini bukan ini bukanlah perang yang dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan monopoli untuk menjaga kepentingakepentingannya di Negara-negara jahahan, agar ia dapat mengeksploitasikan bahan bakunya baik yang berbentuk benda mahupun yang berbentuk manusia, dan membuka fasa0fasa untuk hasil-hasil dan produk industrinya.
Atau perang yang diarahkan oleh badan-badan kewangan yang bersifat riba agar ia mendapat keuntungan-keuntungan yang tidak halal, agar hasilhasilnya yang haram itu dapat terjamin, agar dapat menggunakan kesempatan dan menangguk di air keruh.
Perang ini bukanlah perang yang dimaksudkan untuk memukul bangsa-bangsa yang tanpa berpengetahuan, ilmu dan kebudayaan dengan cemeti besi, agar anak negeri yang diduduki itu tetap buta, pekak dan bisu agar mereka dapat diperlakukan sebagai binatang ternak yang digiri ke
tempat penyembelihan dalam kehinaan, dalam kebodohan dan dalam keadaan takluk.
Perang ini bukanlah perang yang dilakukan oleh peradaban barat yang keji terhadap sekuruh umat manusia, hanya karenan mencari keuntungan material uintuk perbudakan perkauman dan kefanatikan agama, sebagai mana keadaan perang-perang dunia barat diseluruh sejarahnya yang panjang dan kotor itu.
Tetapi perang ini adalah perang yang terkandung di dalamnya persamaan, keadilan, dan martabat bagi setiap manusia yang terdapat di atas permukaan dunia ini. Keadaan ini direalisasikan di alam nyata dan alam gagasan. Dilaksanakannya di alam perundangan dan dalam kenyataan, dilaksanakannya terhadap orang yang berkulit hitam dan terhadap orang berkulit putih, terhadap orang Islam dan terhadap orang bukan Islam. Dia melaksanakannya dalam satu bentuk sahaja, dengan menggunakan peralatan yang satu dan pada tingkat yang satu pula untuk seluruh umat manusia.
Kalau kita melayangkan pandang dari puncak yang menjulang tinggi ini, di mana hanya Islam sahaja yang berdiri di sana seorang diri, ke lembah yang kotor, di mana peradaban barat bergelumang, maka dapatlah kita memahami jauhnya jarak antara system yang diturunkan Allah untuk kepentingan umat manusia, dan sistem yang dibuat manusia untuk manusia.
Kita akan sedar bagaimana ruginya umat manusia kalau ia menolak untuk patuh pada sistem Allah, padahal umat manusia itu berada dalam keadaan tertitih-titih dalam kebanggaan diri yang menertawakan dalam keadaan sok tahu yang menertawakan. Ia ingin berkata: Ia ingin untuk dirinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang dikehendaki Allah. Ia memiliki sesuatu yang lebih baik dari apa yang diberikan Allah.
Umat manusia ini akan terus menempuh jalan yang seluruhnya lebih bahaya dan penuh jurang, dan terjatuh ke dalam setiap jurang di mana ia bergelumang lumpur, akibat perbuatan suatu peradaban yang ingkar, menipu diri mereka dan tersesat dari jalan Allah. Sampai pada saat ia menyerahkan kendalian dirinya kepada Islam, maka Islamlah yang akan membimbing seluruh umat manusia yang tidak tentu tujuan itu keambang keadilan, keteraturan dan perdamaian.
Saya, Andre, dari sebuah tempat paling indah di dunia. :mrgreen:

Salam …

Duniaku:::My story n My dream ^_^